CERITA DEWASA – AKU MENJADI BISPAK UNTUK PAPAKU SENDIRI
- Home
- Cerita sex sedarah
- CERITA DEWASA – AKU MENJADI BISPAK UNTUK PAPAKU SENDIRI
CERITA DEWASA – AKU MENJADI BISPAK UNTUK PAPAKU SENDIRI – Umur saya 22 tahun, banyak orang yang bilang kalau aku itu cantik mungkin karena keturunan mamaku yang juga cantik. Aku anak pertama dari 2 saudara , aku mempunyai adik yang umurnya terpaut 2 tahun. Kulitku putih bersih, ukuran payudaraku juga lumayan besar 36B, oh ya sampai lupa memperkenalkan diriku, namaku Yunita.
Kalau laki-laki lihat tubuhku, jakunnya naik-turun. Ini karena aku sering merawat tubuhku atas anjuran ibuku sendiri yang juga sangat cantik dan seksi.
Malam itu aku sehabis makan mandi, aku bersiap mau tidur, adikku pergi bersama mama untuk melihat kakekku sedang sakit. Setelah adikku berangkat karena belum terlalu mengantuk, iseng aku ke kamar adikku, kutemukan buku-buku gambar porno punya adikku dan kubawa ke kamarku, setelah iseng melihat gambarnya aku mulai terangsang.
Sekitar jam 11.00 malam, ayahku pulang bekerja. Selesai makan, ayah mengunjungi kamarku.
“May.. kamu belum tidur..?” tanya ayahku sambil mengetuk pintu kamarku.
“Iyah Maya belum ngantuk yah” teriakku dari dalam kamar sementara aku sudah berbaring di tempat tidur.
“Ayah.. kenapa.. kakek.. baik-baik aja khan?” kataku sambil berusaha duduk di tempat tidur.
Lalu ayah mencium kedua pipiku, tetapi ketika akan berpaling secara tidak sengaja bibir ayah menyentuh bibirku. Aku tiba-tiba ada perasaan aneh pada diriku, aku merasa terangsang lebih-lebih aku terbayang buku porno adikku yang tadi aku lihat.
Kubalas kecupan ayahku, kukecup bibirnya dengan dalam dan lidahku kucoba masukkan ke mulut ayahku. Ayahku yang agak gelagapan dan mulai terangsang, mengikuti dengan balasan lidahnya sehingga lidah kami bertautan. Rupanya ayahku makin terangsang, disibaknya selimut yang masih menutup tubuhku sehingga aku yang memakai CD dan Bra saja. Lidah kami masih bertautan membuat makin bergelora nafsu seks kami.
Aku biarkan saja ketika tangan ayahku mulai merayap di paha putihku yang semakin naik sehingga menyentuh celana dalamku. Jari tengahnya mulai menggaruk vaginaku yang masih tertutup celana dalam. filmbokepejpang.com Aku mulai menggelinjang. sehingga payudaraku yang mancung dengan puting berwarna kecoklatan kini terpampang di depan muka ayah. Aku terbiasa tidur hanya dan CD saja, aku tidak pernah pakai BH.
Ayahku mulai menelusuri leher jenjangku sampai ke payudara dengan mulutnya. Ketika putingku mulai digigitnya, aku semakin menggelinjang, “Ah.. ah.. sshh.. ah..” Karena aku sudah makin terangsang yang disebabkan oleh buku porno itu, aku menganggap ayahku adalah seorang lelaki yang harus memuaskan nafsu birahiku.
Tanganku mulai ikut bekerja dengan memegangi batang ayahku yang masih bersembunyi di balik celana panjang. Kugosokkan tanganku pada celananya yang membuat ayahku semakin ganas menggigit putingku dan dasterku disibaknya sehingga CD-ku dengan satu tarikan telah merosot yang membuat vaginaku yang setiap hari kurawat dengan baik terpampang jelas serta mengeluarkan bau yang sangat harum menyerbak di ruang tidurku.
“kamu becek yah May? harum sekali,” tanya ayahku.
“Iyah yah,” kataku.
“Ayah, vagina Maya boleh kok kalau mau dijilatin, dimasukkin punya Ayah juga boleh,” kataku lagi.
“Bener nih, May?” tanya ayahku.
“Iya,” kataku.
Dengan nafsunya dimana ayah yang sedang mengemut dan menggigit payudaraku langsung menurunkan tubuhnya sehingga sekarang vaginaku sudah tepat di depan muka ayahku. Lidahnya yang halus menyapu vaginaku. Dijilatnya vaginaku bagian luar. Aku mulai belingsatan. Aku makin bergelinjang ketika lidah ayahku menemukan biji klitorisku. “Ah.. ah.. ssh.. argh.. argh..” kataku sambil menggelengkan kepalaku. Rupanya ayahku senang memainkan klitorisku dengan lidahnya yang hampir 15 menit lamanya.
Aku pun semakin memuncak nafsuku dan meminta pada ayahku, “Ayah, bo.. boleh nggak kalau Maya nyoba.. batang kemaluan Ayah?”
“Oh.. kamu mau?” tanya ayahku.
“Iya Yah..” kataku lagi.
Sementara lidah ayah masih di klitorisku, ayah melepas semua yang melekat di tubuhnya dan langsung menindihku sehingga batang kemaluan ayahku persis di depan hidungku, posisi kami seperti angka 69. Batang kemaluan ayahku panjang, besar dan hitam, kira-kira 20 cm. Aku langsung berpikir ayah harus memuaskan diriku.
Batang ayah yang besar, hitam dan panjang kucoba kumasukkan ke dalam mulutku, tetapi karena bibirku yang mungil batang itu hanya masuk kepalanya saja dan lidahku mulai menjilatinya. Ayahku mulai belingsatan.
Hampir 15 menit aku jilat dan hisap batang kemaluan ayahku, ada sesuatu yang mendesak dari dalam vaginaku yang langsung keluar yaitu berupa cairan kental yang membasahi vaginaku dan muka ayahku, tetapi ayah lebih dulu menangkap cairanku ke dalam lidahnya lalu ditelan ke mulut ayah.
“Ah.. argh.. argh.. ssh.. Ayahh..” kataku sambil tubuhku ambruk, terlepaslah batang ayah dari mulutku.
Ayahku berdiri dan berkata, “Yun.. boleh vaginamu Ayah tusuk sekarang?”
“Iya.. Yah..” kataku lirih.
Ayah lalu menindihku, batang kemaluan ayahku ditempelkan tepat di depan vaginaku. Jari ayahku mengorek vaginaku yang masih rapat sehingga aku jadi menggelinjang. “Ah.. ah.. ssh..”
Setelah vaginaku agak lebar dan besar, batang kemaluan ayahku dicobanya untuk memasuki vagina milikku. Karena masih agak sempit lubangnya maka baru kepala batang kemaluan ayah yang bisa masuk, ayah lalu memberi tekanan yang membuatku merem melek.
“May.. sakit ya,” kata ayahku.
“Ah.. nggak apa-apa koq.. Yah, nanti juga nggak sakit kalau batang kemaluan ayah sudah masuk semua.”
Ayah pun kembali menekan batang kemaluannya ke vaginaku. Tapi karena batang kemaluan ayah yang memang besar sekali, pada tekanan yang ke-10 kalinya keluar-masuk, hanya bisa masuk setengahnya saja batang kemaluan ayah ke vaginaku.
Aku pun menjerit, “Aaawww…..”
“Sakit yach.. Mayy..” kata ayah.
“Ah.. nggak Yah, terus.. Yah.. nekennya, biar vagina Maya.. jadi lebar!” kataku.
Ayahku pun lalu menekan lagi batang kemaluannya keluar-masuk vaginaku. Ayah agak membungkuk sehingga payudaraku kembali jadi bulan-bulanan mulut dan lidah ayahku. Aku mengusap kepala ayahku yang menetek pada payudaraku dan menghujamkan batang kemaluannya di vaginaku, seperti mengelus anak kecil.
Hampir satu jam aku mengikuti permainan nafsu buas ayahku yang membuatku orgasme. Cairan putih kental bercampur darah mendesak keluar dari vaginaku yang masih dihujam batang kemaluan ayah sehingga membasahi pahaku dan kakiku serta keringat yang mengucur deras dari pori-pori tubuhku.
“Agh.. agh.. arg.. awww.. agh.. Yun.. keluar.. nih.. Yah.. agh.. ssh,” kataku dengan tubuh menggelepar seperti cacing kepanasanan dan lemaslah tubuhku. Sementara ayahku masih kuat berpacu dengan semakin cepat memasuk-keluarkan batang kemaluannya dari vaginaku yang sudah becek. Batang kemaluan ayah dicabut dari vaginaku.
Badanku yang loyo diputar oleh ayahku dari terlentang sekarang tengkurap, posisi pantatku diangkat sehingga vaginaku kembali menantang lalu ditempelkan batang kemaluan ayahku lagi pada vaginaku, lalu ditekannya supaya masuk kembali.
Vaginaku yang masih becek dibersihkan oleh lidah ayah jari ayah menusuk lagi ke vaginaku untuk melebarkan vaginaku agar memudahkan batang kemaluan ayah masuk. Kali ini batang kemaluan ayah bisa masuk ke dalam vagina semuanya sampai berasa di rahimku.
Satu jam lamanya vaginaku disodok batang kemaluan ayah dari belakang yang membuatku orgasme kedua kalinya.
“Argh.. argh.. aahh.. sshh.. agh.. Ayah.. nikmat sekali.. argh..” Basahlah batang kemaluan ayah oleh cairanku, tetapi 5 menit kemudian ayah sampai juga mencapai titik orgasmenya.
“SAya. Ayah.. juga.. mau.. keluar.. nih.. argh.. argh..” kata ayahku tersengal-sengal.
“Yah.. keluarin aja di dalam rahim.. Maya..” pintaku pada ayah, dimana sebenarnya aku sudah setengah sadar karena kecapaian.
“Crot.. crot.. ser.. ser.. argh.. argh..” suara cairan ayah yang menyembur deras ke vaginaku disertai suara lenguhan ayah yang langsung ambruk di atas tubuhku.
Aku merasakan kehangatan yang sangat di dalam vaginaku di saat cairan batang kemaluan ayah menyembur yang membuatku pun langsung tertidur.
Jam 05.00 pagi aku terbangun dalam keadaan bugil yang sedang dipeluk ayahku yang masih tertidur. Aku lalu bangkit ketika melihat batang kemaluan ayahku yang loyo, aku mencoba menjilat sisa-sisa cairan yang rasanya agak manis asin, kujilat sampai habis dan ayahku terbangun.
“Mayaa.. maafin Ayah yach, Ayah nggak sadar berbuat ini kepadamu, maafin Ayah yach,” kata ayah.
“Tidak apa-apa kok Yah.. Yun senang dapat memuaskan Ayah yang sudah 5 bulan tidak menyentuh Mama. Yunita juga senang sudah merasakan kehangatan Ayah. Yun juga senang dan menikmati saat batang kemaluan Ayah yang gede itu menyemburkan isinya di dalam vagina Yun, Yun jadi mau lagi kapan-kapan,” kataku dengan perasaan senang.
Ayah sebenarnya agak bingung melihat Aku yang senang, tapi setelah itu ayah tersenyum dan memelukku dan menciumku.
“Ya.. kapan-kapan lagi,” gumam ayahku.,,,,,,,,,,,,,,